BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah tesaurus secara etimologis berasal dari bahasa latin thesaurós yang artinya harta atau tempat penyimpanan perbendaharaan kata. Leksikografi merupakan bidang ilmu pertama yang menggunakan istilah tesaurus dan dengan pengertian yang serupa dengan definisi awal tesaurus.
Tesaurus sebagai suatu sarana temu kembali, atau yang disebut juga sebagai tesaurus yang terstruktur, menampilkan hubungan semantik antar istilah. Sarana ini dikonstruksi untuk membantu proses pengindeksan dan temu kembali.
Karena Tesaurus merupakan suatu sarana temu kembali informasi maka dalam Tesaurus sendiri harus diperhatikan dalam hal pemilihan kosa kata yang tepat. Dari penjelasan di atas maka pemakalah tertarik untuk mengkaji lebih mendalam mengenai “PENGENDALIAN KOSA KATA DALAM TESAURUS”
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa hubungan semantik dan peragaannya dalam Tesaurus?
2. Seperti apa pengendalian bentuk kosa kata?
3. Apa fungsi kosa kata entri dalam Tesaurus?
4. Apa Identifier dan cara pengendaliannya?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui hubungan semantik dan peragaannya dalam Tesaurus
2. Mengetahui Seperti apa pengendalian bentuk kosa kata
3. Mengetahui fungsi kosa kata entri dalam Tesaurus
4. Mengetahui Identifier dan cara pengendaliannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Semantik
1. Pengertian Hubungan Semantik
Hubungan semantik harus dipertimbangkan. Seperti tersirat pada namanya, hubungan semantik di antara 2 istilah berarti membangun hubungan di antara kedua istilah tersebut berdasarkan artinya. Hubungan semantik bersifat tetap/ permanen?jika tidak diubah susunannya?pada setiap dokumen yang diindeks atau dicari. Hubungan semantik bersifat stabil, jika istilah dijaga tetap konsisten dalam bahasa indeks dan tidak menerima perubahan dalam rangka mengakomodasi kebutuhan pengindeksan dokumen tertentu. Secara teori, istilah tersebut seharusnya dapat ditransfer di antara bahasa pengindeksan, namun dalam prakteknya terdapat pertimbangan lain (misalnya kecenderungan / bias disiplin dan tingkat kekhususan) yang menghalanginya. Hubungan semantik mengatur hubungan arti setiap pasangan kata (contohnya: laut / samudra, kaki / lutut, makanan / diet) – atau lebih tepatnya bagaimana keterkaitan arti kata kedua dengan yang pertama.
2. Kajian Hubungan Semantik dalam Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Hubungan semantik dalam ilmu perpustakaan dan informasi digunakan pada kegiatan pengolahan bahan perpustakaan. Hubungan semantik berkaitan erat dengan analisis subjek dan penentuan istilah dalam pengindeksan sebagai titik akses yang bermanfaat pada proses temu-balik informasi.
Hal ini terbukti dengan pembahasan topik hubungan semantik dalam buku Organizing Knowledge, Jennifer Rowley menempatkannya pada bagian mengenai Access, Bab Indexing and Searching languages. American Library Association menempatkan topik hubungan semantik sebagai bagian pembahasan dari Komisi tentang Analisis subjek (ALCTS/CCS Subject Analysis Committee).
3. Jenis Hubungan Semantik
Menurut Jennifer Rowley, ada tiga tipe dasar hubungan semantik yaitu : Kesetaraan (Equivalence), Hierarkis (Hierarchical), dan Asosiatif (Associative).
2.2 Pengendalian bentuk kosa kata
Sarana pengendalian kata dalam thesaurus
Lancaster menyebutkan bahwa tesaurus adalah sarana pengendali kosa kata. Dalam ANSI/NISO Z39.19-1993 disebutkan banwa pengendalian kosa kata dalam tesaurus dapat dicapai melalui tiga cara, yaitu menunjukkan ruang lingkup dari deskriptor, menghubungkan istilah sinonim melalui hubungan ekuivalensi, dan menghilangkan ambiguitas dari homograf. Adapun British Standard Guide to Establishment and Monolingual Thesauri menyebutkan bahwa terdapat dua cara untuk mengendalikan kosa kata dalam tesaurus, yaitu istilah dibatasi dengan sengaja dalam cakupan arti yang diinginkan; dan ketika konsep yang sama dapat diekspresikan oleh dua atau lebih sinonim, maka salah satu dari istilah tersebut dipilih sebagai deskriptor lalu acuan kepada deskriptor harus dibuat dari setiap sinonim yang mungkin sebagai titik temu pemakai.
Thesaurus construction and use: a practical manual menyebutkan bahwa pengendalian kosa kata dalam tesaurus dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu :
1. Mengendalikan bentuk istilah, meliputi bentuk tata bahasa, pengucapan, bentuk tunggal dan jamak, singkatan, dan bentuk majemuk dari istilah
2. Memilih satu istilah antara dua atau lebih istiiah sinonim yang ada untuk mengekspresikan konsep yang sama
3. Memutuskan apakah menerima istilah dari beberapa tipe istilah seperti kata pinjaman, kata populer, kata perdagangan, dan nama diri; serta bagaimana memperlakukannya, dan
4. Membatasi arti dari istilah dengan memberikan ruang lingkup serta memberikan qualifier untuk istilah homograf .
Pengendalian istilah sangat diperlukan dalam pengindeksan dikarenakan variasi bahasa alami. Pengendalian istilah ini akan mengatur agar hanya istilah tertentu saja yang akan digunakan sebagai tajuk subjek atau titik akses. Istilah ini disebut sebagai istilah terpilih .
2.3 Fungsi entri dalam kosa kata tesaurus
Tesaurus merupakan suatu bentuk utuh buku yang masuk kategori referen/rujukan dan berisi seperangkat kata yang saling bertalian maknanya. Atau mungkin lebih familiar didengar dengan istilah “ kamus sinonim “ karena memang tesaurus berisi sinonim/persamaan lema-lema tertentu dengan lema lain yang hampir serupa maknanya. Alasan-alasan perlunya kehadiran thesaurus diantaranya adalah untuk memperkaya kosa kata maupun dalam hal ketepatan bentuk ungkapan dan kecermatan pemilihan kata dalam pengungkapan konsep. Cara penggunaan thesaurus sangatlah mudah, karena susunan thesaurus biasanya menggunakan sistematika alfabetis untuk tiap-tiap entrinya. Susunan alfabetis sangatlah tepat dalam menunjang pengguna untuk dengan mudah memakai dan mengetahui isi informasi yang terekam didalam thesaurus tersebut. Dalam implikasinya dengan peran sebagai bahan koleksi di perpustakaan, thesaurus masuk kategori koleksi referensi. Yang biasanya hanya dilayankan langsung ditempat, bukan untuk di pinjamkan kepada pemustaka.
Namun tidak berarti tiap entri dalam thesaurus bermakna sama dengan tema tersebut, karena tiap kata kadang memiliki kasta tersendiri dalam penggunaanya. Sebagai contoh adalah kata “ kelompok “ yang secara leksikal memiliki arti kumpulan atau golongan. Sehingga jika dijumpai dalam thesaurus, terkadang kata “ kelompok “ disama setarakan dengan: regu, divisi, komplotan, gerombolan, fraksi, dan lain-lain. Memang benar kata-kata tersebut substansinya sama, yaitu “ sekumpulan individu “. Namun akan dirasa rancu jika penempatan kata itu tidak tepat dalam sebuah kalimat. Sebagai contoh : “ dipojok kampung itu merupakan tempat berkumpulnya fraksi perampok sebelum menjalankan aksinya “. Sangatlah dirasa kurang tepat dalam hal diksi mengenai kosa kata “ fraksi “, akan lebih tepat jika diganti dengan “ komplotan atau gerombolan “. Begitu juga sebaliknya, jadi thesaurus ini juga ada implikasinya dengan eufimisme berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Thesaurus kadang digunakan dalam penggolongan tajuk subjek. Entah dalam kaitanya dengan pembuatan indeks artikel maupun hal-hal lain yang berimplikasi dengan thesaurus, ketika pustakawan melakukan pengindeksan berita/artikel, belum tentu judul dari berita tersebut menggambarkan subjeknya. Sehingga membuat bingung pustakawan yang akan mengindeks berita tersebut untuk masuk dalam ranah apa. Terkadang juga judul-judul tersebut menggunakan bahasa yang mungkin saja membuat bingung seorang pengindeks, seperti judul-judul yang menggunakan bahasa Indonesia yang kurang banyak digunakan dalam dialog sehari-hari. Sebagai contoh yaitu kata : binatu (lebih dikenal dengan laundry), pemeo (lebih dikenal dengan semboyan atau slogan). Sehingga suatu ketika terjadi hal-hal seperti itu, maka thesaurus bias saja digunakan, selain juga menggunakan kamus bahasa.
Dalam thesaurus, tidak hanya berisi entry-entry mengenai persamaan kata saja, namun terdapat pula antonim/lawan kata dari entry-entry tersebut, meski tidak setiap entry dibubuhkan antonimnya. Berikut adalah akronim-akronim yang sudah lazim digunakan sehari-hari, yang biasanya terdapat dalam tiap entry untuk memudahkan pemakai:
a adjektiva;
adv adverbial;
ant antonym;
cak cakapan;
dsb dan sebagainya;
ki kiasan;
n nomina;
num numeralia;
p partikel;
pron pronominal;
v verba.
Memang benar kalau dikatakan thesaurus ini sedikit identik dengan kamus, hanya perbedaanya terletak pada entrinya. Kamus lebih dikenal karena kamus memberikan definisi sebuah istilah, hanya untuk kamus istilah sepertiKamus Besar Bahasa Indonesia. Dan kamus terkadang juga memberikan arti kata atau terjemahan kata dengan kata dalam bahasa lain, hanya untuk kamus dwi-bahasa dan kamus polyglot seperti kamus Indonesia-Inggris, dan lain-lain. Jadi, hakikatnya kamus (istilah, dwibahasa,dan polyglot) dengan thesaurus adalah berbeda, karena substansinya memang berbeda.
Thesaurus sangat terlihat peran sertanya dalam temu kembali informasi ketika dalam proses penelusuran informasi, lebih utamanya lagi yaitu mengenai input query dalam pencarian bahan koleksi yang menggunakan system komputerisasi. Melalui system komputerisasi, diperlukan adanya kekayaan kosa kata dalam hal pemasukan subjek mengenai bahan koleksi yang dibutuhkan. Contoh konkritnya yaitu ketika user ingin menemukan bahan koleksi mengenai ikan, ketika user hanya memasukkan query ikan saja maka akan didapatkan indeks-indeks hasil pencarian bertemakan ikan, termasuk ikan laut maupun tawar. Tapi jika ia memasukkan query ikan tawar ataupun ikan asin, tentunya akan didapatkan indeks-indeks yang berhubungan dengan ikan tawar atau ikan asin. Itulah salah satu implikasi kehadiran thesaurus terhadap penelusuran informasi yang telah menggunakan system komputerisasi.
2.4 Identifier
Dalam pemrograman Java identifier adalah suatu nama yang digunakan untuk menyatakan variabel, konstanta, class, method. Untuk membuat nama identifier perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Membedakan huruf besar dan huruf kecil (case sensitive).
2. Nama identifier bisa terdiri dari satu atau beberapa karakter yang terdiri dari angka (0 – 9), huruf (A – Z, a – z), dollar ($), garis-bawah/underscore(_).
3. Penamaan identifier harus dimulai dengan huruf, underscore(_), atau karakter dollar ($). Tidak boleh dimulai dengan angka.
4. Simbol-simbol operator seperti (*), (+), (/), (-) tidak boleh digunakan.
5. Dalam penamaan identifier tidak boleh menggunakan spasi.
6. Tidak diperbolehkan menggunakan Kata-kata keyword dalam java (misalnya: public, class, static, dsb).
7. Panjang nama identifier tidak dibatasi.
Beberapa contoh penamaan identifier yang benar:
Nama
$Nama
NamaSiswa
NomorInduk
namaSiswa
nomorInduk
nama_siswa
nomor_induk
beberapa contoh penamaan identifier yang salah:
1Nama
/NomorInduk
Nama Siswa
Keyword (kunci) adalah kata-kata khusus dalam Java yang digunakan untuk pemrograman. Berikut adalah keyword yang digunakan dalam bahasa pemrograman Java:
Variabel dan Konstanta
Variabel digunakan untuk menyimpan suatu nilai yang digunakan dalam program. Nilai tersebut dapat berubah selama proses eksekusi program. Hampir semua program yang dibuat memerlukan lokasi memori yang digunakan untuk menyimpan nilai yang sedang diproses. Kita tidak pernah tahu di mana nilai tersebut disimpan dalam memori komputer. Misalnya, kalau kita ingin mengambil data dan untuk memperoleh data tersebut harus mengetahui dimana lokasi data tersebut disimpan dalam memori komputer, maka ini akan menimbulkan kesulitan tersendiri. Maka dari itu muncullah konsep variabel. Dengan variabel kita tidak perlu mengetahui di lokasi memori mana data tersimpan. Karena Variabel akan merujuk pada alamat dimana data tersebut tersimpan. Sehingga proses penyimpanan dan pengambilan data dapat dilakukan dengan lebih mudah. Konstanta adalah nilai yang tidak berubah selama berlangsungnya eksekusi program. Misalnya konstanta pi dalam program untuk mencari luas lingkaran.
Tipe Data
Dalam java ada dua macam tipe data, yaitu tipe data primitif dan dan komposit
Tipe data primitif
Tipe data primitif adalah tipe data sederhana yang tidak diturunkan dari tipe data lain. Berikut adalah tipe data primitif dalam Java:
1. Numerik yang terdiri dari bilangan integer dan floating point.
2. Karakter yang terdiri dari karakter-karakter dalam ASCII.
3. Boolean yang digunakan untuk menentukan nilai benar atau salah (true or false).
Tipe data komposit
Berikut adalah tipe data komposit dalam Java:
1. string
2. array
Tipe data integer
Tipe data integer dibagi lagi menjadi beberapa macam tipe data:
1. byte (byte)
2. short integer (short)
3. Integer (int)
4. Log integer (long)
Tipe data floating point
Tipe data integer dibagi lagi menjadi beberapa macam tipe data:
1. float (float)
2. double (double)
3. Integer (int)
4. Log integer (long)
Tipe data character
Tipe data karakter terdiri dari huruf-huruf alfabet dan simbol numerik dalam ASCII.
Tipe data boolean
Tipe data boolean digunakan untuk variabel yang mempunyai nilai logika. Nilai logika dalam tipe data ini adalah benar (true) dan salah (false).
Berikut adalah detail dari tipe-tipe data dalam Java:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hubungan semantik bersifat stabil, jika istilah dijaga tetap konsisten dalam bahasa indeks dan tidak menerima perubahan dalam rangka mengakomodasi kebutuhan pengindeksan dokumen tertentu. Hubungan semantik dalam ilmu perpustakaan dan informasi digunakan pada kegiatan pengolahan bahan perpustakaan. Hubungan semantik berkaitan erat dengan analisis subjek dan penentuan istilah dalam pengindeksan sebagai titik akses yang bermanfaat pada proses temu-balik informasi.
Tesaurus merupakan suatu bentuk utuh buku yang masuk kategori referen/rujukan dan berisi seperangkat kata yang saling bertalian maknanya. Atau mungkin lebih familiar didengar dengan istilah “ kamus sinonim “ karena memang tesaurus berisi sinonim/persamaan lema-lema tertentu dengan lema lain yang hampir serupa maknanya
. Thesaurus sangat terlihat peran sertanya dalam temu kembali informasi ketika dalam proses penelusuran informasi, lebih utamanya lagi yaitu mengenai input query dalam pencarian bahan koleksi yang menggunakan system komputerisasi. Dalam pemrograman Java identifier adalah suatu nama yang digunakan untuk menyatakan variabel, konstanta, class, method. Variabel digunakan untuk menyimpan suatu nilai yang digunakan dalam program. Nilai tersebut dapat berubah selama proses eksekusi program. Hampir semua program yang dibuat memerlukan lokasi memori yang digunakan untuk menyimpan nilai yang sedang diproses. Kita tidak pernah tahu di mana nilai tersebut disimpan dalam memori komputer. Misalnya, kalau kita ingin mengambil data dan untuk memperoleh data tersebut harus mengetahui dimana lokasi data tersebut disimpan dalam memori komputer, maka ini akan menimbulkan kesulitan tersendiri. Konstanta adalah nilai yang tidak berubah selama berlangsungnya eksekusi program. Misalnya konstanta pi dalam program untuk mencari luas lingkaran.
3.2 Saran
1. Untuk pembaca, sebaiknya jangan hanya menggunakan literatur dari makalah ini, melainkan dapat membandingkan dengan literatur lain sebagai perbandingan kevalidan data.
2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk menganalisis pengendalian kosa kata dalam tesaurus dengan lebih mendalam lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Lalu. 2000. Thesaurus Sebagai Penunjang Sistem Temu Kembali Informasi. Vol.7.
No.2. Media Pustakawan: Media Komunikasi Antar Pustakawan.
Bandonoisi. Thesaurus. 2010. http://bandonoisi.wordpress.com/2010/12/20/thesaurus-sebagai-sarana-temu-kembali-informasi-untuk-meningkatkan-pelayanan-kepada-pengguna-di-perpustakaan/ diakses tanggal 07 Mei 2019 pukul 19.26 wib.
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Deni. Definisi Thesaurus. 2011. http://id/shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2199138-deskripsi-dan-definisi-thesaurus/ diakses tanggal 07 Mei 2019 pukul 18.58 wib.
Dian Prayoga. Mengenal Thesaurus. 2011.
http://dianprayoga.blogspot.com/2011/01/mengenal-tesaurus.html?m=1 diakses
tanggal 07 Mei 2019 pukul 19.37 wib
Fandi Junianto Pratama. Identifier Pada Pemrograman. 2012. http://fandijuniantopratama.blogspot.com/2012/03/identifier-pada-pemrograman.html diakses tanggal 07 Mei 2019 pukul 20.46 wib.
Leide, E. John. 2002. Pedoman Penyusunan Thesaurus. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press. 2002
Parera, J.D. 2009. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Thesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Thesauruses and ontologies Diambil dari sumber elektronik http://www.hipertext.net tanggal 07 Mei 2019 pukul 14.57 wib.
Wijana, I Dewa Putu. 2008. Semantik Pengantar Kajian Makna. Yogyakarta: Media Perkasa.
Zyzah. Parameter Dalam Bahasa C++. 2011. http://zyzah.wordpress.com/2011/04/23/parameter-dalam-bahasa-c/ diakses tanggal 07 Mei pukul 21.00 wib
Komentar
Posting Komentar