Langsung ke konten utama

Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pelestarian Bahan Pustaka

A. Pengertian Pelestarian Bahan Pustaka

        Pelestarian bahan pustaka merupakan salah satu hal penting bagi keberadaan perpustakaan selain pengadaan, pengolahan, dan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan. Keberadaan bahan pustaka yang patut dilestarikan merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan selain ruangan atau gedung, peralatan/perabot, tenaga, dan anggaran. Unsur-unsur tersebut satu sama lain saling berkaitan dan saling mendukung untuk terselenggaranya layanan perpustakaan yang baik.

         Pelestarian (preservation) menurut definisi yang diberikan oleh International of Federation Library Association (IFLA), mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka, keuangan, ketenagaan, metode dan teknik, serta penyimpanannya.[1]

         Menurut Hazen, istilah pelestarian meliputi 3 ragam kegiatan, yaitu:
1. kegiatan-kegatan yang ditujukan untuk mengontrol lingkungan perpustakaan agar dapat memenuhi syarat-syarat pelestarian bahan-bahan pustaka yang tersimpan di dalamnya;
2. berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperpanjang umur bahan pustaka, misalnya dengan cara deasidifikasi, restorasi, atau penjilidan ulang; dan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk mengalihkan isi informasi dari satu bentuk format atau matrik ke bentuk lain. Setiap kegiatan menurut kategori-kategori tersebut itu tentu saja masih dapat dikembangkan lagi ke dalam berbagai aktivitas lain yang lebih khusus dan rinci.[2]

         Sedangkan pengertian pelestarian bahan pustaka yang dikemukakan oleh International of Federation Library Association (IFLA) dan ditetapkan sebagai pedoman pelestarian oleh Perpustakaan Nasional Indonesia, mencakup 3 aspek, yaitu:
1. semua aspek usaha untuk melestarikan bahan-bahan, cara-cara untuk pengelolaan, keuangan, sumberdaya manusia pelaksananya, metode, dan teknik-teknik penyimpanan bahan-bahan pustaka;
2. semua kebijakan dan kegiatan yang bersangkutan dengan pengawetan atau konservasi, yaitu cara-cara khusus untuk melindungi bahan-bahan pustaka demi kelestarian bahan-bahan pustaka tersebut; semua langkah untuk mempertimbangkan dan melaksanakan pemugaran atau restorasi, yaitu cara-cara yang digunakan untuk memperbaiki bahan-bahan pustaka yang rusak.[3]

          Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian pelestarian bahan pustaka adalah kegiatan mencegah dan memperbaiki bahan pustaka dari berbagai macam kerusakan yang dapat terjadi.

B. Tujuan pelestarian bahan pustaka

1.      menyelamatkan nilai informasi suatu dokumen
2.      menyelamatkan fisik dari suatu dokumen
3.      mengatasi kendala kekurangan ruang
4.     mempercepat perolehan informasi : dokumen yang tersimpan dalam CD (Compactdisc), sangat mudah untuk di akses, baik dari jarak dekat maupun dari jarak jauh. Sehingga pemakaian dokumen menjadi lebih optimal.

          Dengan pelestarian yang baik, diharapkan bahan pustaka dapat berumur lebih panjang, sehingga perpustakaan tidak perlu membeli bahan yang sama, yang dapat membebani pemesanan, pengolahan kembali, penempelan kartu-kartu, yang semuanya itu memerlukan uang untuk pengerjaannya. Dengan bahan pustaka yang lestari dan terawatt dengan baik, pustakawan dapat memperoleh kebanggaan dan peningkatan kinerja.[4]


C. Fungsi Pelestarian

        Fungsi pelestarian ialah menjaga agar koleksi perpustakaan tidak diganggu oleh tangan jahil, serangga yang iseng, atau jamur yang merajalela pada buku-buku yang ditempatkan di ruang lembab.

         Jika disimpulkan maka pelestarian memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1.      Fungsi melindungi: bahan pustaka dilindungi dari serangan serangga, manusia, jamur, panas matahari, air, dan sebagainya. Dengan pelestarian yang baik serangga dan binatang kecil tidak akan dapat menyentuh dokumen. Manusia tidak akan salah dalam menangani dan memakai bahan pustaka. Jamur tidak akan sempat tumbuh, dan sinar matahari serta kelembapan udara diperpustakaan akan mudah dikontrol.

2.      Fungsi Pengawetan: dengan dirawat baik-baik, bahan pustaka menjadi awet, bisa lebih lama dipakai, dan diharapkan lebih banyak pembaca dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut.

3.      Fungsi Kesehatan: dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi bersih, bebas dari debu, jamur, binatang perusak, sumber dan sarang dari berbagai penyakit, sehingga pemakai maupun pustakawan menjadi tetap sehat. Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan.

4.      Fungsi Pendidikan: pemakai perpustakaan dan pustakawan sendiri harus belajar bagaimana cara memakai dan merawat dokumen. Merea harus menjaga disiplin, tidak membawa makanan dan minuman kedalam perpustakaan, tidak mengotori bahan pustaka maupun ruangan perpustakaan. Mendidik pemakai serta pustakawan sendiri untuk berdisiplin tinggi dan menghargai kebersihan.

5.      Fungsi Kesabaran: merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orang tua, jadi harus sabar. Bagaimana kita bisa menambal buku berlubang, membersihkan kotoran binatang kecil dan tahi kutu buku dengan baik kalau kita tidak sabar. Menghilangkan noda dari bahan pustaka memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi.
6.      Fungsi Sosial: pelestarian tidak bisa dikerjakan oleh seorang diri. Pustakawan harus mengikut sertakan pembaca perpustakaan untuk teta merawat bahan pustaka dan perpustakaan. Rasa pengorbanan yang tinggi harus diberikan oleh setiap orang, demi kepentingan dan keawetan bahan pustaka.

7.      Fungsi Ekonomi: dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi lebih awet. Keuanganpun hemat. Banyak aspek ekonomilain yang berhubungan dengan pelestarian bahan pustaka.

8.      Fungsi Keindahan: dengan pelestarian yang baik, penataan bahan pustaka yang rapih, perpustakaan tampak menjadi makin indah, sehingga menambah daya tarik kepada pembacanya[5]




Sumber :

1. Martoatmodjo, karmidi. (1993).Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka.hlm.1
2. Kusumawatie, nirmala.2016.PelestarianBahanPustaka.http://perpusunikdas.blogspot.com/2016/10/pelestarian-bahan-pustaka.html?m=1.diakses tanggal 14 September 2018 Hari Jumat jam 17.58
3. Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
4. Martoatmodjo, karmidi. (1993).Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka.hlm.1.6
5. Martoatmodjo, karmidi. (1993).Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka.hlm.1.7


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Analisis Jurnal Internasional

Nama               : Nurul Choirunnisa NIM                : 1720403030 Kelas               : 17 IP A Matkul             : Pemasaran Jasa Informasi Analisis Jurnal Internasional A.     Identitas Jurnal 1.       Judul Jurnal     : Marketing information services in Botswana: an exploratory study of                          selected information providing institutions in Gaborone 2.       Vol, No, dan Hal Jurnal : Vol. 23 Iss 6/7 hal. 302 – 313 3.       Alamat Jurnal : http://dx.doi.org/10.1108/0143512...

PENGENDALIAN KOSA KATA DALAM TESAURUS

 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah tesaurus secara etimologis berasal dari bahasa latin thesaurós yang artinya harta atau tempat penyimpanan perbendaharaan kata. Leksikografi merupakan bidang ilmu pertama yang menggunakan istilah tesaurus dan dengan pengertian yang serupa dengan definisi awal tesaurus.   Tesaurus sebagai suatu sarana temu kembali, atau yang disebut juga sebagai tesaurus yang terstruktur, menampilkan hubungan semantik antar istilah. Sarana ini dikonstruksi untuk membantu proses pengindeksan dan temu kembali.  Karena Tesaurus merupakan  suatu sarana temu kembali informasi maka dalam Tesaurus sendiri harus diperhatikan dalam hal pemilihan kosa kata yang tepat. Dari penjelasan di atas maka pemakalah tertarik untuk mengkaji lebih mendalam mengenai “PENGENDALIAN KOSA KATA DALAM TESAURUS” 1.2 Rumusan Masalah  1. Apa hubungan semantik dan peragaannya dalam Tesaurus? 2. Seperti apa pengendalian bentuk kosa kata? 3. Apa fungsi ko...

Poster dan Leaflet Perpustakaan

Ini adalah hasil poster yang dibuat dengan aplikasi Canva.com kalian bisa menggunakan aplikasi canva untuk membuat poster maupun yang lainnya. Dan cara penggunaannya pun sangat gampang. Ini adalah hasil leaflet dengan menggunakan microsoft word. selamat mencoba :)