Langsung ke konten utama

SIKAP KOMUNIKASI PUSTAKAWAN YANG EFEKTIF TERHADAP USER


JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNVIERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
Tahun Ajaran 2018



KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah swt yang maha pengasih dan maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidaya, dan inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalaah tentang Sikap Komunikasi Pustakawan yang Efektif Terhadap User.
Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah membantu dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikiran.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih lagi, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang 27 November 2018



Penulis














DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………….…………………………...   2
Daftar isi ……………………………………………………….…………………………....  3
BAB I PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang ………………………………….………………..................................   4
1.2   Rumusan Masalah ……………….…………….……………………............................   4
1.3   Tujuan dan Mafaat Penelitian …………………………….….......................................   5
BAB II  Pembahasan

2.1 Sikap Efektif ………………………….………………………...………………….……  6
2.2 Sikap komunikasi pustakawan yang efektif kepada pemustaka  …………...…………..   7
2.3 Keterampilan komunikasi pustakawan kepada pemustaka …………………………….. 10

BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………...…………………………………………...…… 13
4.2 Saran ………………………………………………………..……………...……...…… 13
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………...  14







BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Komunikasi adalah alat utama untuk berinteraksi kepada sesama manusia dalam kehidupan sehari hari. Begitu pula halnya sikap pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada para pemustaka. Sikap komunikasi pustakawan  yang efektif merupakan perilaku pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada pemustaka. Apakah pustakawan tersebut menunjukan perilaku yang ramah, sopan, murah senyum, sabar, atau  malah bersikap sebaliknya. Pustakawan sebagai pegerak sistem pelayanan di perpustakaan merupakan penentu utama bagaimana kualitas sistem pelayanan yang disajikan.
Sikap pustakawan dalam  memberikan pelayanan kepada pemustaka dapat mempengaruhi tingkat kunjung pemustaka di sebuah perpustakaan. Semakin baik sikap pustakawan yang bertugas akan memberikan dampak yang baik pula untuk lingkungan sekitar, terutama bagi pemustaka. Oleh karena itu, sikap pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada pemustaka harus benar-benar diperhatikan. Salah satu keberhasilan perpustakaan adalah pelayanan prima dari para pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada pemustaka.
Sikap layanan yang baik merupakan  persyaratan utama yang harus dimiliki oleh petugas perpustakaan, sebab sikap professional pustakawan merupakan  suatu indikator yang dapat membangun citra positif  maupun  negatif perpustakaan. Kemampuan sikap komunikasi yang baik merupakan persyaratan utama yang harus dimiliki oleh petugas, sebab fasilitas yang ada di perpustakaan saja tidak cukup membuat pemustaka merasa nyaman  tanpa adanya sikap layanan yang professional dari pustakawan.
Berdasarkan  hal di atas, maka menjadi alasan bagi penulis untuk membahas apa itu sikap, pemustaka,sikap pustakawan, bagaimana sikap kumunikasi pustakawan yang efektif kepada pemustaka, dan bagaimana pelayanan sikap pustakawan kepada pemustaka agar berjalan efektif. Sehingga penulis mengambil judul “ Sikap Komunikasi Pustakawan yang Efektif Kepada Pemustaka.”

Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan sikap efektif?
Bagaimana sikap komunikasi pustakawan yang efektif kepada pemustaka?
Apa saja keterampilan komunikasi pustakawan kepada pemustaka agar berjalan efektif?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dapat mengetahui apa itu sikap efektif
Dapat mengetahui sikap komunikasi pustakawan yang efektif kepada pemustaka
Dapat mengetahui keterampilan komunikasi pustakawan kepada pemustaka agar berjalan efektif






 










BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sikap Efektif
Sikap adalah perilaku dan tata cara dalam melakukan suatu hal. Sikap komunikasi pustakawan  yang efektif merupakan perilaku pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada pemustaka. Apakah pustakawan tersebut menunjukan perilaku yang ramah, sopan, murah senyum, sabar, atau  malah bersikap sebaliknya keterampilan komunikasi harus dimiliki oleh pustakawan untuk meningkatkan kepuasan para pengguna jasa pustaka.
Karena perpustakaan harus menciptakan pelayanan prima yang pada akhirnya tercipta citra yang posiitif pada perpustakaan. Apabila mahasiswa memiliki pemikiran yang positif terhadap layanan perpustakaan maka dengan sendirinya mereka akan selalu memanfaatkan semua jenis layanan perpustakaan baik itu layanan sirkulasi maupun referensi. Kegiatan memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan berarti wujud perilaku mahasiswa yang positif dalam menambah wawasan atau pengetahuannya karena perpustakaan merupakan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.
Adanya sikap pemikiran positif terhadap layanan perpustakaan, salah satunya keberhasilan pustakawan berkomunikasi dengan baik dengan pengguna jasa pustaka, dan hal ini dapat menjamin efektivitas belajar, sebaliknya rendahnya kemampuan berkomunikasi pustakawan akan mengurangi efektivitas belajar. Dengan belajar yang efektif diharapkan perolehan hasil belajar setiap mata kuliah dapat maksimal. Dengan demikian dapat diduga ada hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap layanan perpustakaan dan kebiasaan belajar dengan hasil belajar mahasiswa.
Pustakawan berusaha memberikan keputusan kepada pengguna dengan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan, perpustakaan merupakan sumber informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat pengguna. Sikap pustakawan dapat mempengaruhi pembentukan citra identitas suatu perpustakaan. Mustafa (1996: 135) berpendapat bahwa pembentukan citra dan identitas positif dapat dilakukan dengan penataan lingkungan fisik perpustakaan dan penyajian pelayanan bermutu. Di samping itu, sikap pustakawan juga harus terampil, percaya diri dan professional.

2.2 Sikap Komunikasi Pustakawan Yang Efektif Kepada Pemustaka
Baik tidaknya sebuah perpustakaan berkaitan erat dengan bagaimana sikap layanan perpustakaan yang diberikan kepada pemustaka. Bagian layanan merupakan tolak ukur keberhasilan sebuah perpustakaan. Perpustakaan akan dinilai baik secara  keseluruhan oleh pemustaka jika mampu memberikan kualitas layanan yang terbaik. Sebaliknya, perpustakaan akan dinilai buruk secara keseluruhan jika kualitas layanan yang diberikan tidak maksimal.
Semakin banyak pemustaka yang memanfaatkan layanan perpustakaan, maka petugas perpustakaan dituntut untuk selalu membuat pemustaka merasa senang dan nyaman serta menumbuhkan keinginan pemustaka agar kembali mengunjungi perpustakaan.
Kemampuan sikap layanan yang baik merupakan persyaratan utama yang harus dimiliki oleh petugas perpustakaan terutama petugas pada bagian layanan, sebab fasilitas yang ada di perpustakaan saja tidak cukup membuat pemustaka merasa nyaman tanpa adanya sikap layanan yang professional dari pustakawan perpustakaan.

Menurut Suwarno (2010:115) beberapa sikap dasar yang harus dimiliki pustakawan adalah:
1. Melaksanakan tugas sesuai dengan harapan masyarakat dan kebutuhan pengguna.
2. Mempertahankan keunggulan kompentensi setinggi mungkin dan berkewajiban mengikuti perkembangan.
3. Membedakan antara pandangan atau sikap hidup pribadi dan tugas profesi.
4. Menjamin bahwa tindakan dan keputusannya berdasarkan professional.
5. Tidak menyalahkan posisinya dengan mengambil keuntungan atau jasa profesi.
6. Bersifat sopan dalam melayani masyarakat baik dalam ucapan maupun perbuatan.
Fatmawati dalam Suwarno (2009: 141), mengatakan pustakawan harus memiliki sikap coustry, yaitu salah satu unsur layanan yang harus dimiliki oleh pustakawan dalam rangka layanan perpustakaan yang professional. Bentuk sikap coustry dalam melayani yang dapat dilakukan oleh pustakawan yaitu:
Sikap Penuh perhatian
Pustakawan memberikan perhatian kepada pemustaka, hal-hal mana yang dianggap sulit bagi pemustaka, pustakawan dapat memberikan solusi bijak kepada pemustaka. Ini artinya pustakawan harus membangun rasa peduli dengan kebutuhan orang lain untuk memberikan rasa nyaman kepada mereka yang berada dalam posisi sebagai pemustaka. Dari sikap pustakawan saat membantu pemustaka dalam mencari referensi dan memberikan solusi.
Pustakawan dapat memberikan solusi bijak kepada pemustaka seperti mencarikan sumber jurnal pengganti jika koleksi yang dicari di perpustakaan tidak ada. Serta pustakawan membimbing pemustaka yang kesulitan dalam menyelesaikan tugas perkuliahan dengan mengarahkan ke sumber buku yang relevan atau jurnal online. Kalau buku yang dicari tidak ada, pustakawan dapat mencarikan ke perpustakaan jaringan atau perpustakaan lain, seeta pustakawan dapat menyediakan minuman untuk pemustaka yang membutuhkan.
Tenggang Rasa
Tenggang rasa yang dimaksud adalah pustakawan dapat menunjukkan sikap empati kepada pemustaka. Misalnya pustakawan selalu memperlihatkan empatinya dengan mendahulukan kepentingan pemustaka dan mendengarkan dengan baik masukan, kritikan dan saran dari pemustaka. Harus menjadi kesadaran bahwa orang yang satu dengan lainnya memiliki perbedaan. Ini artinya, dibutuhkan sikap toleransi serta tenggang rasa untuk menjebatani perbedaan ini dan secara bersama-sama membangun sikap saling menghormati, menghargai dan menghindarkan diri dari aksi saling menjatuhkan.
Sebagai contoh pustakawan sudah menunjukkan sikap empatinya, dengan mendahulukan kepentingan pemustaka dan mau menerima kritikan serta saran dengan baik. Hal itu ditunjukkan saat ada pemustaka yang mengkritik tentang fasilitas di layanan referensi yang panas tetapi pustakawan berusaha menjelaskan dan menanggapinya dengan baik sehingga tercipta sikap saling menghormati, dan menghargai antara pustakawan dengan pemustaka.
Pustakawan sudah menunjukkan sikap empati seperti menyediakan koleksi referensi yang sering dimanfaatkan seperti jurnal dan kamus. Jika koleksi yang dicari tidak ada pustakawan mencarikan ke perpustakaan lain, pustakawan juga menanggapi masukan dari pemustaka dengan ekspresi wajah yang menyenangkan dan berusaha menjelaskan apa yang telah dikritik oleh pemustaka.
Sopan
Sopan yang dimaksud adalah pustakawan pada saat melayani pengguna dituntut untuk selalu bertingkah laku secara baik dan menyenangkan dengan menggunakan kata-kata yang ramah, santun, komunikatif dan berpakaian rapi. Tentu saja tidak hanya satu arah kepada pemustaka saja, tetapi juga terhadap rekan, teman sejawat maupun dengan atasan. Sopan santun adalah budaya bangsa Indonesia. Untuk menunjukkan bahwa pustakawan itu berbudaya, bagaimanapun sibuknya harus tetap berlaku sopan, santun, ramah dan bersahabat.
Sikap ini ditunjukkan pustakawan yaitu dengan menunjukkan ekspresi wajah yang meyenangkan, ceria, dan murah senyum, sehingga pemustaka merasa nyaman atas sikap ramah yang diberikan oleh pustakawan. Dan komunikatif dengan menerapkan ngobrol santai saat melayani pemustaka, menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami, sehingga pemustaka lebih mudah dalam memahami apa yang disampaikan pustakawan.
Sikap  Penuh pertolongan
Penuh pertolongan yang dimaksud adalah sebagaimana dipahami bahwa manusia merupakan mahluk sosial yang tidak lepas dari aspek keterbatasan kemampuan yang perlu dibantu orang lain. Demikian pula dengan pemustaka yang tidak selalu menemukan kemudahan dalam mencari informasi maupun hal lain. Pustakawan dituntut peka rasa untuk ringan tangan membantunya. Pustakawan dituntut mampu menyediakan bantuan baik dalam bentuk kemudahan maupun pemberian solusi tanpa pamrih kepada pemustaka.
Pustakawan membantu pemustaka yang terlihat kesulitan dengan cara mendatangi dengan menawarkan bantuan seperti cara menggunakan ensiklopedia, kamus, ataupun koleksi rujukan lainya. Pustakawan juga dapat memberikan bimbingan kepada pemustaka yang sedang mengerjakan tugas akhir dengan mengarahkan ke jurnal yang sesuai tugas akhir untuk sumber referensi. Pustakawan juga harus mau melayani pemustaka di luar jam kerja seperti membimbing penggunaan jurnal online.



 Sikap Peduli
Fatmawati dalam Suwarno (2009:142). Peduli yang dimaksud adalah sikap keberpihakan pustakawan untuk melibatkan diri dalam persoalan, yang dapat diartikan melibatkan diri dalam membantu pemustaka yang kesulitan, memiliki kepedulian terhadap koleksi dan terhadap fasilitas perpustakaan. melibatkan diri dalam persoalan seperti menjaga koleksi, menjaga kelengkapan koleksi, merawat dan lainnya.
Menunjukkan bahwa pustakawan menjaga dan merawat koleksi seperti adanya tulisan yang ditempelkan di rak yaitu letakkan buku diatas rak, kemudian pustakawan meletakkan koleksi sesuai nomor klasifikasi agar tetap rapi serta mudah saat proses temu kembali, pustakawan juga menanggapi masukan mengenai fasilitas perpustakaan dengan senyuman dan berusaha menjelaskan.

2.3 Keterampilan Komunikasi Pustakawan Kepada Pemustaka
Communication skills atau keterampilan komunikasi berarti seorang pustakawan harus mampu berkomunikasi secara efektif dan bisa mempengaruhi orang lain. Mampu memberikan presentasi dengan jelas, komunikasi tertulis, dengan ejaan, struktur dan isi yang jelas, berkomunikasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif. Selain itu, communication skill yang yang perlu dimiliki seorang pustakawan juga mencakup:
a. Keterampilan Komunikasi Pustakawan
1. Listening skills, kemampuan mendengar, mampu mendengarkan dan mendiskusikan pendapat orang lain dari beragam sudut pandang dan bisa mendapat ide dari pendapat orang lain, serta mampu memberikan komentar yang konstruktif.
2. Mampu memberikan feedback yang baik bagi beragam situasi yang dihadapi orang lain.
3. Conflict resolution, mampu mengatasi konflik dengan memberikan respon yang tepat dalam berbagai situasi. Bisa memberikan alasan jika tidak setuju terhadap sesuatu, memahami posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa menghasilkan solutions.
4. Relationship building, menggunakan mekanisme formal dan informal dalam menjaga hubungan baik dengan sesama staf maupun pemakai perpustakaan.
5. Self initiative, memiliki inisiatif tanpa harus disuruh
6. Teamwork, kemampuan untuk bekerjasama dalam sebuah tim dalam era global yang ditandai dengan sarana penelusuran internet.
Kemampuan berkomunikasi dalam konteks pelayanan terhadap pemustaka dilakukan dengan mengedepankan prinsip-prinsip etika berkomunikasi. Adapun etika berkomunikasi yang perlu diterapkan pustakawan dalam kegiatan pelayanan di perpustakaan, yaitu benar, jujur, adil, baik, lurus, halus, sopan, pantas, penghargaan, khidmat, optimis, indah, menyenagkan, logis, fasih, terang, tepat, menyentuh hati, selaras, mengesankan, tenang, efektif, lunak, dermawan, lemah lembut dan rendah hati.
b. Bentuk Komunikasi Pustakawan
1. Pustakawan harus bisa membuat pengguna mendengarkan apa yang dikatakan atau melihat apa yang telah ditunjukkan.
2. Pustakawan harus bisa membuat pengguna dapat memahami apa yang didengar atau dilihat.
3. Pustakawan harus bisa membuat pengguna dapat menyetujui apa yang telah didengar atau tidak menyetujui apa yang telah dikatakan dengan  pemahaman yang benar.
4. Pustakawan harus bisa membuat pengguna mengambil tindakan, berperilaku, dan bisa menerima sesuai dengan apa yang dimaksud  pustakawan.
5. Pustakawan harus bisa menciptakan respon dan umpan balik dari pengguna
6. Pustakawan harus mampu menyesuaikan komunikasinya dengan image misalnya kebutuhan, kecakapan, pengalaman, kemampuan berpikir, kesulitan dan lainnya.

c. Perilaku Pustakawan Referensi
Pustakawan dalam menjalankan pelayanan referensi, pustakawan perlu mempertimbangkan beberapa sikap yang harus dilakukan, yaitu:

1. Sikap Terbuka
Kesediaan melaksanakan tugas ini antara lain dengan menunjukkan sikap terbuka baik verbal dan nonverbal. Misalnya, menyambut pemustaka dengan senyuman dan menyapanya dengan nada santai supaya menciptakan suasana nyaman, serta mengatur kontak mata yang wajar tanpa menyelidik supaya membuat pemustaka merasa diperhatikan.

2. Disiplin
Disiplin keras tidak selalu menjadi ciri pustakawan referensi tetapi tanpa sikap ini wawancara referensi tidak akan efektif. Pustakawan harus berkonsentrasi kepada satu orang pemustaka, walaupun ketika wawancara berlangsung terjadi perkembangan lain.
3. Itikad Membantu
Komitmen kuat untuk membantu pemustaka itu juga perwujudan disiplin. Tanpa komitmen seperti ini pustakawan akan melayani tanpa hati. Walaupun informasi yang diberikannya sahih, bisa jadi pemustaka akan lari ke tempat lain. Barang kali itikad ini menjadi pendorong pustakawan untuk memilih pekerjaan referensi sebagai spesialisasi.

4. Peka dan tanggap
Kepekaan adalah cara terbaik untuk mengubah itikad membantu menjadi hasil yang efektif, dipadu dengan disiplin dapat meredam konflik untuk memelihara jarak profesionalisme pustakawan dengan pemustaka.

5. Sabar
Kesabaran adalah persyaratan penting dalam pekerjaan referensi. Mereka yang melayani orang lain memerlukan kesabaran terutama jika berhubungan dengan pemustaka yang cerewet, mudah tersinggung, sombong, tidak peka, atau mereka yang pemalu. Perilaku mereka tentu akan memicu kejengkelan pemustaka yang tidak sabar.











BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sikap komunikasi pustakawan yang efektif merupakan perilaku pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada pemustaka. Apakah pustakawan tersebut menunjukan perilaku yang ramah, sopan, murah senyum, sabar, atau  malah bersikap sebaliknya. Keterampilan komunikasi harus dimiliki oleh pustakawan untuk meningkatkan kepuasan para pengguna jasa pustaka. Dengan mengetahui sikap komunikasi yang baik bagi pustakawan diharapkan bahwa kedepannya agar menjadi pustakawan yang sopan dan dapat membawa diri pada saat berhadapan dengan pemustaka yang berbeda sifatnya.
Saran
Pustakawan harus mampu menjaga sikapnya dalam berkomunikasi dengan pemustaka, dengan bersikap sopan, penuh perhatian, menolong pemustaka dan ramah. Maka dari pstakawan harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik dalam berkomunikasi, agar terciptanya hubungan yang baik antara pustakawan itu sendiri dengan pemustaka.













DAFTAR PUSTAKA

Prof. Drs. Onong Uchana Effendy, MA. 2011. Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung: Rosda Karya )
Prof.Drs. Onong Uchana Effendy, MA.2005. Komunikasi dan Modrenisasi. (Bandung: Mandar Maju)
Ibnu Hammad. 2010. Komunikasi Sebagai Wacana. (Jakarta: La Tofi Enterprise)
Prof. Dr. H. Hafied Cangara, MSc. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. (Jakarta: Rajawali Pers)
Sulistio Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)
Qalyubi, Syihabuddin. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. (Yogyakarta: Fakultas ADAB IAIN Sunan Kalijaga)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Analisis Jurnal Internasional

Nama               : Nurul Choirunnisa NIM                : 1720403030 Kelas               : 17 IP A Matkul             : Pemasaran Jasa Informasi Analisis Jurnal Internasional A.     Identitas Jurnal 1.       Judul Jurnal     : Marketing information services in Botswana: an exploratory study of                          selected information providing institutions in Gaborone 2.       Vol, No, dan Hal Jurnal : Vol. 23 Iss 6/7 hal. 302 – 313 3.       Alamat Jurnal : http://dx.doi.org/10.1108/0143512...

PENGENDALIAN KOSA KATA DALAM TESAURUS

 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah tesaurus secara etimologis berasal dari bahasa latin thesaurĂ³s yang artinya harta atau tempat penyimpanan perbendaharaan kata. Leksikografi merupakan bidang ilmu pertama yang menggunakan istilah tesaurus dan dengan pengertian yang serupa dengan definisi awal tesaurus.   Tesaurus sebagai suatu sarana temu kembali, atau yang disebut juga sebagai tesaurus yang terstruktur, menampilkan hubungan semantik antar istilah. Sarana ini dikonstruksi untuk membantu proses pengindeksan dan temu kembali.  Karena Tesaurus merupakan  suatu sarana temu kembali informasi maka dalam Tesaurus sendiri harus diperhatikan dalam hal pemilihan kosa kata yang tepat. Dari penjelasan di atas maka pemakalah tertarik untuk mengkaji lebih mendalam mengenai “PENGENDALIAN KOSA KATA DALAM TESAURUS” 1.2 Rumusan Masalah  1. Apa hubungan semantik dan peragaannya dalam Tesaurus? 2. Seperti apa pengendalian bentuk kosa kata? 3. Apa fungsi ko...

Poster dan Leaflet Perpustakaan

Ini adalah hasil poster yang dibuat dengan aplikasi Canva.com kalian bisa menggunakan aplikasi canva untuk membuat poster maupun yang lainnya. Dan cara penggunaannya pun sangat gampang. Ini adalah hasil leaflet dengan menggunakan microsoft word. selamat mencoba :)